Candi Dieng, Warisan Maha Karya Abad ke 7
Dari Dinasti Sanjaya ini masih bisa anda nikmati kemegahannya di Dataran Tinggi
Dieng. Diperkirakan sebanyak 400 candi pernah berdiri di Dieng. Kumpulan Candi
Di Dieng di sebut juga sebagai Kompleks Candi Hindu Jawa. Berdasarkan
Prasasti yang ditemukan di situs Dieng, Candi-candi tersebut diperkirakan
didirikan pada abad ke VIII- abad ke XIII masehi, sebagai wujud kebaktian
kepada Dewa Syiwa dan Sakti Syiwa(istri Syiwa).
Candi-candi di Dieng
terbagi menjadi beberapa kelompok
bangunan ceremonial site( tempat pemujaan) yaitu : Kelompok Candi Arjuna (Komplek Candi Pandawa Lima), KelompokCandi GatutKaca, Kelompok Candi Bhima, dan KelompokChandi Dwarawati/Parikesit. Serta kelompok bangunan
tempat tinggal (setlement site) yang sisa-sisa puingnya masih bisa anda lihat
disekitaran komplek candi Arjuna.
Sebagaimana pada umumnya candi-candi di
Jawa, Candi Dieng memiliki corak agama Siwa. Dari sebuah Prasasti yang
ditemukan didalam kompleks, terdapat angka tahun 713 saka atau sama dengan 809
masehi, sehingga kemungkinan besar Candi-Candi Dieng berasal dari abad VIII-IX.
Namun terdapat kemungkinan lain bahwa Candi-candi tersebut ada yang lebih tua
yaitu dari sekitar pertengahan abad VIII.
Kompleks Candi Dieng diperkirakan
merupakan bangunan Candi Siwa Tertua dari Masa Klasik Tua.
Candi-candi di Dieng memiliki nama-nama tokoh pewayangan seperti Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa,Candi Sembadra, Candi Bima, Candi Dwarawati, Candi Gatotkaca.
Candi-candi di Dieng memiliki nama-nama tokoh pewayangan seperti Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa,Candi Sembadra, Candi Bima, Candi Dwarawati, Candi Gatotkaca.
Menurut Soetjipto Wirjosuparto, dalam bukunya yang berjudul Sedjarah Bangunan Kuna Dieng (1957), Kompleks Dieng ini pertama kali dikunjungi tahun 1814 oleh H.C.Cornelius. Baru tahun 1856 J.van Kinsbergen membuat gambar candi-candi Dieng. Dilihat sepintas, Candi Dieng mirip dengan bangunan kuil-kuil di India. Namun jika dilihat lebih detail maka akan terlihat jelas perbedaannya.
Ciri-ciri umum
candi-candi di Dieng, berdenah bujur sangkar, mempunyai tiga bagian candi,
yaitu kaki-tubuh-atap. Perkecualian terdapat pada candi Semar, karena berdenah
empat persegi panjang, dan atap tidak menjulang seperti candi-candi lainnya, melainkan
berbentuk padma (sisi genta). Demikian pula di antara candi-candi tersebut,
candi Bima mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan ketujuh candi lainnya, untuk
lebih jelasnya akan di deskripsikan tiga buah candi yaitu candi Arjuna, candi
Semar dan candi Bima.
Sumber dan foto-foto :